Seorang ibu paruh baya menggendong "blothong" (kotoran hewan untuk pupuk) tanpa jijik melintas depan rumah. "Monggo kak" sapanya. Belum jalan, ibu itu terhenti tepat di depanku. Ada pasukan Baris sedang Hora hore menyeberang. Semangatnya luar biasa.
Benar saja. Bulan ini memang terkenal bulan hore hore, Agustus. Ya, setiap bulan memang ada mainstream sendiri sendiri. Seperti bulan Islam "besar", terkenal dengan sebutan bulan amplop. Bulan kawinan, bulan sunat.
Ibu itu belum berjalan. Meski pasukan sudah melewatinya. Bahkan jauh. Beliau masih memerhatikan gerak langkah dan teriakan semangat pasukan. 
Biar saya prediksi. Ibu itu ingin mencari inspirasi Baris "tandur", atau yel "ngluku" sapi his Jak Jak Lo. Atau mungkin, beliau terharu karena anak nya ikut Hora hore.
"De", sapaku menepis lamunan panjangnya. "Ngelamun wae". Lanjutku. Lalu beliau "ngrasani ntek ngamek" pasukan itu. Ini aduan, atau curhat, atau siaran radio nasional bang Kadir dan bang Doyok.
Ternyata anaknya ikut serta dalam pasukan Hora hore, 5 sampai 10 tahun yang lalu. Gayanya sama, semangatnya sama, bajunya sama, tapi sekarang anaknya merantau menjadi pembantu orang dinegeri Jiran. 
Saya termenung. Di alam jaman ini, selain garis tangan, ada peran penting "tanda tangan", "campur tangan", dan "buah tangan" yang mencampuri kesuksesan orang.  Setelah itu, baru ringan (kerja) tangan. Sekeras apapun orang yang mengandalkan kerja tangan, masih kurang beruntung dengan orang yang punya tanda tangan orang dalam. Ini belum tentang campur tangan orang dengan status ring 1, ring A, ring tinju atau suapnya orang yang kaya buah tangan. Birokrasi memang luar biasa. Korban birokrasi juga luar biasa. Sakitnya itu disini. 
Lebih kurang begini curhatnya, 
Sebenarnya apa manfaat hore hore itu. Sekadar berkemah untuk pindah tidur di alam bebas. Atau mencari tanda jejak demi kelelahan. Atau bersibuk karena ingin bebas dari tanggungjawab, suka ria, atau apa. 
Juara temali, tapi enggan "nyancang" sapi di kandangnya. Juara sandi, tapi enggan bersilaturrahmi. Juara tongkat tapi enggan kerja bakti. Indah berkemah tapi malas bersih rumah. Semangat halang rintang tapi pandai beralasan kepada orang. Tegas berbaris tapi suka mengukur ulur saat di rumah. Riang ditengah game menantang, tapi sulit menyapa sesama. Hebat berpentas depan api, tapi tak pandai mencuri hati umi abi. Tanggung jawab dipegang teguh, tapi di masyarakat tidak ada andil apapun.
Manfaat banyak tapi hanya bisa dimanfaatkan saat kegiatan, apalah guna. 
Begitu. Lalu ibu itu berjalan dengan blotongnya.
Manfaat tak langsung sangat penting. Manfaat usai kegiatan juga penting. Tapi menurutku, manfaat untuk masa depan, jauh lebih penting. Ini tugas berat para bagi pendarma. 
Tapi percayalah, kegiatan Hora hore ini sangat bermanfaat. tapi memang, setitik nila perlu dicuci bersih agar Sebelanga susu tak terkotori. Satu contoh kasus gagal, belum tentu membuat yang lain tak mampu meraih kesuksesan.
Banyak alumni Hora hore menjabat di kedudukan penting. Banyak pula yang menjadi pebisnis handal.
Saya berasumsi, bilapun kegiatan Hora hore ini kurang bermanfaat, bisa jadi kegiatan lain lebih rumit memanfaatkan fungsi dan tujuannya.
Apalagi kegiatan yang mengedepankan foto dan laporan saja, ini malah tidak ada manfaatnya.  
Salam Agustus, 
Semangat mendidik pemuda genggam nusantara goncang dunia.
Tulisan ini dibuat ada tanggal 14 Agustus 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar