Selasa, 11 Juni 2019

Puisi pernikahan / pesan berrumah tangga / amanat mauidhoh hasanah munakahat

Bahtera memang tak sehebat pernikahan
Likunya berkelok membuat nada kehidupan
Ombaknya bertubi bak ornamen klasik
Tak pernah usang
Pernikahan itu...
bukan sekedar memadukan kesamaan
bukan hanya di atas pelaminan
bukan pula sekedar bermain di atas ranjang
Atau sekedar cinta dan bermesraan
Kebahagiannya pun bukan diproyeksikan untuk satu dua hari, satu dua bulan setelah pernikahan
.
.
.
Dari ekonomi, keluarga, tradisi, ego, jiwa, sikap
Semua perlu ditata, dimusyawarahkan dan dipadu.
Yang menang, bukan suami yang menang
Yang kalah, bukan istri yang kalah
Entah kalah atau menang
Atau tak penting keduanya
Karena ada satu titik dimana tidak ada kekalahan maupun kemenangan.
"Kebaikan".
Saya kurang mampu menjelaskannya.
Memenangkan tanpa mengalahkan
Atau mengalahkan tapi tak pernah memenangkannya
Bukan aku yang mengalahkan
Atau dia yang memenangkan
Itulah ikatan pernikahan

Dialah istriku
Bukan tipe perempuan modis
Atau semenawan para mantan

Tapi demi tuhan, saya berterimakasih kau jodohkannya untukku

Ku tarik kehidupan tanpa selayang pandang jaminan kesejahteraan dari pangku erat ibu nya
Bagaimana mungkin?
...?
Ku tarik kebebasannya hanya untuk menggembala dua mutiara harapan kabahagiaan
Bagaimana mungkin
...?
Ku tarik kehidupan moral dan karakternya kepada prinsip baru yang entah apa kepastian hasilnya?
Bagaiamana mungkin? Juga
...?
Ku tarik kemitraanya, Jutaan rupiah melayang setiap bulan. Terbuang. Dan hanya ku berikan kocek atau klitik
Bagaiamana mungkin?
...?
.
Hanya menuruti jiwaku
.
Dua tahun pernikahan sobo paran tak tentu ujungnya.
Dia tetap sabar dan memotivasiku
Tak jarang ku berikan nafkah yang tidak layak
Diapun tetap tersenyum
Haha
Selamat aniversary pernikahan Bu'e
Mohon doa dulur dulur
semoga pernikahan kamu sakinah mawadah warohmah
Dan juga lumeber kepada pernikahan dulur dulur juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar