Minggu, 15 April 2012

PENULISAN KARYA ILMIAH II

PENULISAN KARYA ILMIAH II
(ESAI)


MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Menulis”


Oleh:
1.         AH. DAIM
(1105100041)
2.         M. NUR CHOLIS
(1105100079)
3.         PUPUT MAHENDRA
(1105100126)
4.         M. SIFAUL HUDA
(1105100010)
5.         LINDA APRILIANI
(1105100093)
6.         MIFTAKHUL JANNAH
(1105100077)
7.         IKE SUHARIATI
(1105100027)
8.         LIZA YULIA ALFIANA
(1105100017)
9.         SHOFIATUL MAFTUHAH
(1105100064)
10.     ATIYATUL MAULA
(1105100127)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
ANGAKTAN 2010-C

LEMBAR PENGESAHAN
Dosen mata kuliah “Menulis Karya Ilmiah” pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Ronggolawe angkatan 2010 mengesahkan makalah:
kelompok        : Dua
disusun oleh    : 1. Ahmad Daim
                          2. M. Nur Cholis
                          3. Puput Mahendra
                          4. M. Sifaul Huda
                          5. Linda Apriliani
                          6. Miftakhul Jannah
                          7. Ike Suhariati
                          8. Liza Yulia Alfiana
                          9. Shofiatul Maftuhah
                          10. Atiyatul Maula
tempat             : Jalan Raya Manunggal 62, Telp: 0356-322233. Tuban
Hari/Tanggal   : Senin, 16 Januari 2012
Judul               : “Menulis Karya Ilmiah II (Esai)”


Tuban, 16 Januari 2012
Dosen,


Drs. I Wayan Letreng, M.Pd.

 
KATA MUTIARA

1.        Orang hebat adalah orang yang bersedia dengan ikhlas mempersilahkan musuhnya saat bersama-sama ngantre untuk masuk terlebih dahulu ke toilet sementara dia sudah lebih awal menunggu antrian.
2.        Salah seorang anggota kelompok kami berkata: “Saya lebih memilih sombong dari pada rendah diri, karena kesombongan membuat saya harus menjadi lebih baik dari pada yang lain dan akhirnya pada kenyataannya memang saya yang terbaik karena usaha saya“.
3.        Lebih baik memakan ketela tapi kenyataan dari pada memakan keju tapi dalam mimpi.
4.        Orang nista adalah orang yang bangga terhadap keberhasilannya meskipun hanya sekedar menengadahkan tangan dan orang mulia adalah orang yang selalu mencari keberhasilan denga genggaman tangannya sendiri.
5.        Jika saya dipuji maka saya harus mencari kesalahan saya.
6.        Dunia ini keras. Menangis dan melamun membuat kita lembek dan tidak akan mengubah suatu apapun. Berfikir dan bergerak aktiflah! Maka lihat perubahan di hari esok!
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ilahi yang maha suci, karna rahmat dan hidayahNya, penyusunan makalah ini bisa diselesaikan. Untaian sholawat dan salampun tidak lupa kami tuturkan tertuju kepada junjungan mahluk sejagad, Baginda Nabi Muhammad SAW. yang berani berkorban menuntun umat, sehingga kita masih bisa merasakan nuansa kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan.
Dalam penyusunan karya ini, kami ingin menyampaikan 4 hal, yaitu:
1.        Permohonan terimakasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan karya ini, diantaranya : teman, pembimbing (Dosen mata Kuliah Menulis Karya Ilmiah) dan lain-lain. Tanpa partisipasi dari mereka, maka penyusunan karya ini tidaklah mungkin bisa disajikan secara optimal.
2.        Permohonan maaf jika terdapat kesalahan yang kurang berkenan di hati pembaca, karena hal itu hanya karena kelemahan kami yang masih dalam taraf pembelajaran.
3.        Permohonan kritik yang konstruktif, karena kami yakin, dalam penyajian makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan.
4.        kami berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa meridoi setiap perjuangan luhur kita semua.
                                                                                                                             
Penulis
DAFTAR ISI
                                                                                                                           Halaman
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………..    iii
KATA MUTIARA ……………………………………………………………    iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..     v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….    vi
BAB I      PENDAHULUAN …………………………………………………    vii
1.         Latar Belakang Masalah   …………………..………………...   vii
2.         Rumusan Masalah    ……………………….………………….   vii
3.         Tujuan …………………………………….…………………..   viii
4.         Manfaat ……………………………………………………….  viii
BAB II    PEMBAHASAN …………………………………………………..     1
1.             Paparan Umum    …………………………..………………..     1
2.             Paragraf  Pendahuluan  ……………………………………...     4
3.             Paragraf  Penyimpul  ………………………………………..     6
4.             Pola Pengembangan Paragraf isi (Batang Tubuh)  ………….     7
1.1.       Pengembangan esai dengan urutan kronologis ……….     8
1.2.       Pengembangan esai berdasarkan pembagian yang logis     10
1.3.       Pengembangan esai dengan pola sebab-akibat  ……….     12
1.4.       Pengembangan esai dengan pola perbandingan  ……...     15
1.5.       Pengembangan esai dengan pola pemecahan masalah        21
BAB III   PENUTUP …………………………………………………………     24
1.             Kesimpulan ………………………………………………….     24
2.             Saran ………………………………………………………...     24
DAFTAR PUSTAKA    ……………………………………………………...     25
BAB I
PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang Masalah
Kegiatan menulis adalah kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia khususnya dalam kehidupan manusia berpendidikan. Dalam kenyataannya, selain manusia dituntut untuk bisa memahami informasi di sekitarnya secara reseptif dan atentif supaya dia dapat bertindak dengan proporsional sesuai dengan situasi dan kondisi, manusia juga seharusnya  dapat menghasilkan informasi secara produktif.
Hasil kajian pustaka, kami menyimpulkan bahwa menulis adalah hal penting dalam proses pembelajaran terutama dalam hal kebahasaan dan kesusastraan. Untuk pembelajaran kajian lain, setidaknya kegiatan menulis merupakan bahan ajar dan media penyaluran pendidikan yang sangat efektif dari guru kepada siswa. Selain itu, kegiatan menulis juga merupakan media meningkatkan daya memori jangka panjang dan jangka pendek terhadap materi yang ditulisnya.
Dalam kesempatan ini, kami akan membahas kegiatan menulis yang akan difokuskan kepada Menulis Karya Ilmiah berupa esai.
2.                  Rumusan Masalah
A.    Paragraf pendahuluan;
B.     Paragraf penyimpul;
C.     Pengembangan esai dengan urutan kronologis
D.    Pengembangan esai bedasarkan pembagian yang logis
E.     Pengembangan esai dengan pola sebab-akibat
F.      Pengembangan esai dengan pola perbandingan
G.    Pengembangan esai dengan pola pemecahan masalah
3.                  Tujuan
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang jelas dan akurat, selain untuk memenuhi nilai tugas dari Bapak Drs. I Wayan Letreng, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah “Menulis” juga dengan tujuan untuk menanamkan pengetahuan tentang keterampilan menulis dan beberapa aplikasinya lewat media tekstual sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan efektifitas dan responsibilitas, khususnya pada peserta didik dan manusia pada umumnya.
4.                  Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis secara khusus dan umumnya kepada pembaca. Diantaranya mampu memberikan penjelasan dan dapat memberikan pemahaman konsep terhadap materi yang kami kaji. Selain itu kami juga berharap makalah ini mampu memberikan kesan yang baik terhadap pembaca kepada penulis.

BAB II
PENULISAN KARYA ILMIAH II
(ESAI)
1.                  PAPARAN UMUM
Esai adalah sebuah tulisan yang terdiri dari beberapa paragraf. Sama halnya dengan sebuah paragraf, esai juga membahas satu topik, namun bedanya topik yang akan dibahas itu biasanya terlalu luas untuk ditulis dalam satu paragraf saja. Oleh karena itu, topik esai itu dibagi menjadi sub topik yang lebih kecil kemudian dikembangkan menjadi paragraf yang panjangnya sesuai dengan pentingnya sub topik dalam paragraf tersebut. Dan pada akhirnya paragraf yang telah dikembangkan melalui satu topik besar tadi harus diikat oleh satu paragraf pendahuluan dan satu paragraf penyimpul.
Sebenarnya cara dan prinsip organisasi menulis esai itu sama dengan menulis paragraf. Hanya saja cakupan esai lebih luas.
Esai yang baik terdiri dari tiga bagia, yaitu:
1.        Paragraf pendahuluan
2.        Paragraf batang tubuh/pengembang
3.        Paragraf penyimpul
Paragraf pendahuluan terdiri dari dua bagian, yakni:
1.        Pernyataan umum tentang masalah yang akan disajikan, dan
2.        Pertanyaan tesis (thesis statement) yang menjelaskan tentang bagian-bagian yang lebih spesifik atau rencana esai yang akan disajikan.
Selanjutnya, kita akan berbicara tentang paragraf batang tubuh. Paragraf ini jumlahnya tidak hanya satu, dan bergantung pada tesis paragraf pendahuluan. Ide yang terkandung dalam paragraf pendahuluan, itulah yang nantinya akan dibahas pada paragraf batang tubuh. Ide tersebut akan diorganisasikan menjadi susunan yang kronologis guna menunjang ide dasar tersebut.
Yang terakhir adalah paragraf penyimpul yang sama dengan kalimat penyimpul pada paragraf. Paragraf ini bisa berisi tentang kesimpulan atau ringkasan akhir, pemecahan masalah terhadap masalah yang dipaparkan pada paragraf batang tubuh, atau prediksi-prediksi terkait dengan pembahasan pada paragraf batang tubuh.
Satu tambahan lagi dalam esai yang tidak termasuk kesatuan paragraf, yaitu adanya ungkapan-ungkapan penghubung antara paragraf satu dengan paragraf lain yang nantinya hal ini membuat kesatuan paragraf menjadi satu keutuhan esai yang bagus
Untuk lebih jelasnya Perhatikan bagan berikut ini!





 

2.                  PARAGRAF PENDAHULUAN
Semua penulis, termasuk penulis yang sudah berpengalaman , terkadang mengeluh bahwa bagian yang paling sulit dalam kegiatan menulis adalah bagaimana memulai menulis. Berulang kali seorang penulis membuang waktunya yang sangat berharga, tetapi masih juga belum mampu memulai menulis. Sebenarnya, menulis pendahuluan itu tidak sulit jika kita ingat bahwa paragraf pendahulan itu mempunyai empat tujuan yaitu:
1.        Mengenalkan topik esei
2.        Memberikan latar belakang umum topik esei
3.        Memberikan petunjuk rencana esei secara keseluruhan
4.        Membangkitkan minat pembaca .
Singkatnya, paragraf pendahuluan itu berisi dua bagian utama, yaitu (1) pernyataan-pernyataan umum umum dan ( 2 ) satu pernyataan tesis . perhatikan contoh berikut ini .
Orang yang dilahirkan pada abad kedua puluh ini telah menyaksikan banyak perubahan yang terjadi pada hampir semua bidang kehidupan. Beberapa orang kagum oleh adanya tantangan akibat adanya perubahan- perubahan itu , sementara yang lain ingin kembali pada gaya kehidupan yang lebih sederhana, murni, dan tak tercampuri oleh barang- barang otomatis seperti yang ada pada masa lampau. Hidup pada abad kedua puluh ini memang memiliki keuntungan seperti tercapainya standar hidup yang lebih tinggi, tetapi hidup pada abad kedua puluh juga tidak luput dari kerugian-kerugian, misalnya lingkungan hidup yang tercemar, hubungan anatar manusia yang kurang manusiawi, dan lemahnya kehidupan spiritual.
Kalimat pertama pada paragraf pendahuluan seharusnya merupakan suatu pernyataan yang sangat umum tentang masalah yang akan disajikan. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan informasi yang menjadi latar belakang topik itu. Kalimat-kalimat yang berikutnya harus lebih khusus dari kalimat sebelumnya, dan pada akhirnya dituliskan kalimat yang berisikan pernyataan tesis (thesis statement).
Pernyataan tesis adalah kaliamat yang paling penting dari paragraf pendahuluan. Kalimat ini menyatakan topik khusus dan menunjukkan adanya sub-topik yang akan dibahas dalam paragraf-paragraf  batang tubuh suatu esei. Selanjutnya, kalimat tesis itu juga menunjukkan metode organisasi ide, apakah esei itu akan dikembangkan secara kronologis atau secara urutan logis.
Text Box: XAgar konsep tentang paragraf pendahuluan ini jelas, konsep ini dapat dianalogikan sebagai suatu corong yang lebar pada bagian atasnya yang makin lama makin sempit , yang pada akhirnya ada bagian pipa kecil tempat keluarnya cairan yang akan dituangkan lewat corong itu , seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini .     



3.                  PARAGRAF PENYIMPUL
Paragraf terakhir suatu esai biasanya disebut paragraf penutup atau paragraf penyimpul. Paragraf ini merupakan bagian yang sangat penting dari suatu esai. Paragraf ini dibuat dengan menuliskan ringkasan hal-hal yang sangat penting yang telah dibahas dalam paragraf-paragraf batang tubuh suatu esai atau mengungkapkan kembali ide-ide yang telah diungkapkan sebelumnya dengan kalimat yang tidak sama di tambah dengan komentar penulis tentang masalah pokok yang dikemukakan. Karena paragraf ini merupakan paragraf terakhir dari suatu esai, penulis di harapkan meninggalkan pesan dan kesan yang mendalam yang dapat diingat pembaca.
            Perhatikan paragraf penyimpul abad dua puluh ini yang ada kaitannya dengan paragraf pendahuluan yang disajikan. Agar kedua paragraf itu dapat dibandingkan, contoh paragraf pendahuluan yang disajikan diatas ditulis kembali mengawali contoh paragraf penyimpul itu.
Paragraf pendahuluan
Orang yang dilahirkan pada abad dua puluh ini telah menyaksikan banyak perubahan yang terjadi pada hampir semua bidang kehidupan. Beberapa orang kagum karena adanya tantangan akibat adanya perubahan-perubahn itu. Sementara yang lain ingin kembali pada gaya kehidupan yang lebih sederhana, murni, dan tak tercampuri oleh barang-barang otomatis seperti yang ada pada masa lampau. Hidup pada abad dua puluh ini memang memiliki keuntungan seperti tercapainya standar hidup yang lebih tinggi tetapi hidup pada abad dua puluh ini juga tidak luput dari kerugian-kerugian misalnya lingkungan hidup yang tercemar, hubungan antar manusia yang kurang manusiawi dan lemahnya nilai kehidupan spiritual.
Paragraf penyimpul
Kesimpulannya, meskipun abad dua puluh ini benar-benar telah memberikan keuntungan kepada kita dengan menjadikan kita lebih kaya, lebih sehat, dan lebih leluasa menikmati hidup ini, menurut pendapat saya hidup pada abad ke dua puluh ini telah membuat bumi kita menjadi lebih tercemar. Hubungan antara manusia dengan penghuninya menjaadi lebih renggang dan kurang manusiawi, serta kehidupan spiritual yang menjadi semakin miskin. Kita memang bisa saja menikmati kecanggihan teknologi paada abad ke dua puluh ini karena kecanggihan itu memberi kebebasan kepada kita untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun kita harus berusaha menjaga agar alam kita tetap bersih bagi generasi yang akan datang. Lebih dari itu, kita harus menyediakan waktu untuk membuat kehidupan kita menjadi lebih manusiawi dan bermakna di dunia yang semakin mengagungkan mesin ini.
4.                  POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF ISI (BATANG TUBUH)
Bagian tulisan yang terdapat diantara paragraf pendahuluan dan paragraf penyimpul dibentuk dari serangkaian paragraf yang direncanakan untuk mencapai tujuan tulisan. Pada bagian tulisan ini biasanya menjelaskan atau meyakinkan pembaca terhadap tesis yang akan dibahas.
Susunan pengembangan seluruh batang tubuh suatu esai pada dasarnya sama dengan sususnan satu paragraf. Jadi, pola pengembangan seluruh esai itu  juga dapat dibagi menjadi dua bagian,  yaitu: Pola pengembangan esai secara kronologis dan pola pengembangan esai berdasarkan atas tingkat kepentingan suatu masalah.
4.1.            Pengembangan Esai dengan Urutan Kronologis
Pada dasarnya, urutan kronologis ini adalah susunan berdasarkan  urutan-urutan waktu atau dapat dikatakan suatau peristiwa yang tersusun secara urut ( kronologis ).
Urutan kronologis ini digunakan dalam hampir semua bidang akademik. Dalam urutan kronologis tersebut biasanya melukiskan peristiwa sejarah atau biografi. Selain itu,  kronologis juga penting digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan tulisan-tulisan yang menyangkut teknologi dan menggambarkan proses dalam ilmu kimia, fisika, biologi dan mekanika.
Perhatikanlah esai yang disusun dengan urutan kronologis berikut ini!
“ SISWA SMA TERSERET AVANZA1KM HINGGA TEWAS ”
Naas menimpa seorang siswa SMAN 1 Lembang, Iki Siswandi (17 thn) tersebut terseret mobil hingga hampir 1 kilometer di perkebunan pinus setelah tempat wisata alam Tangkuban Perahu ke arah Bandung.
Peristiwa tragis tersebut terjadi pada pukul 14.10 tepatnya pada tanggal 14 Des 2011, saat di lokasi dilakukan pengamanan jalur  SEA Games XXVI untuk lintasan balap sepeda. Tak pelak, kecelakaan itu menghebohkan petugas keamanan SEA Games yang berada dilokasi finish Subang, Bandung. Maklum untuk mengeluarkan korban dari kolong mobil, petugas harus mengangkat mobil  tersebut.
Informasi dari tempat kejadian menyebutkan, saat itu korban yang mengendarai motor Mio hendak pulang ke Desa Palasari,  Kecamatan Ciater. Saat hendak menyalip mobil Avanza dengan nopol D156 KO itu, korban menyenggol motor Supra dari arah Subang. Korban terjatuh kearah kolong mobil Avanza tersebut lalu terseret.
Ayi sopir Avanza mengaku tidak merasakan benturan. Dia merasa ada yang mengganjal saat berada didepan pintu masuk Tangkuban Perahu. Saat itu, dia melihat anak sekolah mencoba memberhentikannya, dan ketika berhenti dan keluar dari mobil  dia pun kaget karena ada orang dikolong mobilnya.
Setelah dikeluarakan korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Sespim Polri Lembang.Namun, sesampai di Rumah Sakit nyawa Iki Suwandi sudah tidak bisa terselamatkan. Ayi diamankan oleh polisi untuk dimintai keterangan. ( Very / jpnn / c11 / soe )


4.2.            Pengembangan Esai Berdasarkan Pembagian Yang Logis.
Pembagian ide menjadi bagian-bagian yang logis (urutan berdasarkan derajat nilai pentingnya masing-masing bagian) merupakan bentuk organisasi esai yang digunakan untuk mengelompokkan butir-butir pikiran yang saling berkaitan ke dalam bagian-bagian yang berkualitas sama atau hampir sama. Pembagian ide menjadi bagian-bagian yang logis berguna sekali dalam merencanakan karya tulis ilmiah karena pokok bahasan yang luas dapat dibagi menjadi beberapa kategori atau kelompok  yang membatasi atau mempersempit pokok bahasan. Kemudian sub-topik dibahas satu per-satu. Berikut adalah contoh esai yang dikembangkan dengan pola organisasi pikiran yang logis.
Tumor : yang lunak dan yang ganas
W.D. Snively.Jr
Donna R. Beshear
Dalam proses pertumbuhan yang normal, sel-sel tubuh kita terus berkembang biak untuk mengganti jaringan yang telah tua. Tetapi kadang-kadang dalam perkembangbiakan sel itu bisa dimulai lagi dengan berlanjut pada kecepatan diatas rata-rata. Kegiatan yang meningkat, yang tidak menunjukkan hubungan yang jelas dengan pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, cenderung mengarah pada tumbuhnya gumpalan tumor. Proses semacam ini yang disebut neoplasis yang berarti pertumbuhan baru.
Karena neoplasma bersifat sangat bervariasi, perlu kiranya disebutkan klasifikasi tumor dalam mengklasifikasikan dan menentukan jenis tumor kita perlu melakukan diagnosis dan tiap jenis tumor memerlukan cara pengobatan yang berbeda.
Pertama tumor dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yang lunak dan yang ganas. Sejenis tumor bisa mengalami perubahan dari jenis yang lunak menjadi jenis yang ganas dan tumbuh dalam beberapa waktu. Selain itu, tumor dapat pula dibagi secara genetika, yaitu dibagi berdasarkan jaringan tempat luka berasal. Biasanya, tumor diberi nama sesuai dengan histogenetika yang mungkin menjadi penyebabnya. Misalnya, adalah salah satu tumor ganas yang tumbuh pada jaringan urat. Dan lelomyoma ialah tumor lunak yang tumbuh pada otot halus.
Ciri penting dari semua tumor yang lunak dan yang ganas ialah organisme yang mengontrol gumpalan sel dan kurangnya sumbangan. Tumor yang lunak dan yang ganas berbeda dalam beberapa hal, misalnya perbedaan dalam pengaruh klinis, struktur, pertumbuhan, metastasis dan proses kambuhnya. Pertumbuhan tumor yang jinak secara tidak langsung dapat pula menyebabkan kerusakan fatal atau kematian dengan tumbuhnya tumor otak.
Tumor jinak dapat dibedakan dengan jaringan aslinya, baik bentuk, sifat ataupun fungsinya. Sedangkan sel tumor ganas sukar dibedakan dengan pasti. Beberapa tumor ganas tidak dapat ditentukan struktur sel-selnya. Tumor yang demikian disebut anaplastic.
Tumor ganas tumbuh dengan cara seperti menyerbu jaringan biasanya tumor jenis ini tumbuh dengan cepat sedangkan tumor jinak tumbuh perlahan-lahan. Tetapi tumor jinak yang secara mendadak tumbuh dengan cepat menandakan bahwa tumor itu berubah menjadi tumor ganas.
Jika contoh paragraf diatas kita amati dengan seksama maka terlihat bahawa sub-topik disajikan berdasarkan urutan yang logis dari topik utama, tentang tumor itu, terdapat bagian-bagian logis seperti misalnya klasifikasi neoplasma, tumor jinak dan tumor ganas, pengaruh klinis, struktur dan pertumbuhannya.
4.3.            pengembangan esai dengan pola sebab-akibat.
Metode lain yang bisa dipakai untuk mengorganisasikan esai adalah dengan cara menyajikan hubungan sebab akibat. Dalam esai yang dikembangkan dengan metode ini penulis membahas sebab-sebab terjadinya sesuatu dan kemudian membicarakan akibat-akibatnya. Esai berikut adalah contoh esai yang dikembangkan dengan pola sebab akibat.
Kebebasan wanita
Alice oshima
Sejak pertengahan abad dua puluh, wanita diseluruh dunia mencari kebebasan dan pengakuan yang lebih besar, mereka tidak puas dengan peranan tradisionalnya sebagai istri dan ibu, kemudian mereka bergabung membentuk gerakan yang disebut “gerakan kebebasan wanita”.
Sebab pertama kali timbulnya gerakan kebebasan wanita adalah adanya perkembangan metode pengendalian kelahiran dan merawat anak. Karena wanita sekarang mempunyai pilihan untuk mengatur kelahiran anak mereka memperoleh kebebasan dan mempunyai lebih banyak waktu untuk mengembangkan minat diluar dunia rumah tangga. Akibatnya wanita sekarang mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan mengejar karier.
Peristiwa kedua yang menyebabkan timbulnya gerakan kebebasan wanita adalah adanya perkembangan alat-alat keperluan rumah tangga yang hemat tenaga yang diproduksi besar-besaran karena danya alat-alat ini wanita lebih memiliki waktu luang dan kebebasan. Seorang ibu rumah tangga sekarang ini dapat membereskan pekerjaan rumah tangga semacam itu dalam waktu tidak lebih dari empat atau lima jam saja dalam sehari.  
Hal ke tiga yang mendorong terjadinya gerakan kebebasan wanita ialah pecahnya perang dunia II. Beribu – ribu wanita terpaksa bekerja dipabrik yang dikarenakan pada masa perang dunia II. Orang laki – laki banyak yang menjadi tentara. Dengan hal seperti ini merupakan perubahan yang sangat besar bagi wanita, karena mereka menjadi sadar bahwa mereka tidak hanya mampu membuat kue dan mengganti popok bayi, melainkan juga bisa mengerjakan pekerjaan seperti seorang laki-laki.
Di dalam ke tiga hal tersebut ada salah satu pengaruh yang paling besar yang diakibatkan karena kebebasan wanita. Karena demikian banyaknya wanita yang bekerja, kaum pria harus belajar mengerjakan tugas – tugas rumah tangga yang biasanya dikerjakan wanita. Pengaruh kebebasan wanita tidak hanya terasa dalam kehidupan rumah tangga, tetapi juga terasa pada jenjang pekerjaan. Makin banyak wanita yang bekerja mereka menuntut persamaan kesempatan menempati posisi serta persamaan dalam penerimaan upah.
Kesimpulannya wanita sekarang berhasil mencapai kebebasan yang lebih besar yang menyebabkan perubahan yang sangat besar. Kaum prialah yang menyebabkan terjadinya perang dan kaum prialah yang menemukan dan memperjual belikan alat – alat rumah tangga yang hemat tenaga. Meski kaum pria tidak senang dengan perubahan tersebut dan akhirnya kaum prialah yang menemukan alat-alat pengendali.
Pada dasarnya ada dua macam cara utama menyusun esai yang berpola sebab-akibat ini. Dua cara itu adalah sistem “blok” dan sistem “mata rantai”. Dalam sistem blok, penulis menulis semua alasan terlebih dahulu dalam satu kelompok, kemudian akibat alasan-alasan itu disusun dalam satu blok berikutnya. Dalam sistem mata rantai, alasan dikemukakan dan segera diikuti oleh akibatnya, tidak perlu menunggu terkumpulnya alasan-alasan dalam satu blok. Kadang-kadang ada pula gabungan antara sistem blok dengan sistem mata rantai seperti pola pengembangan pikiran yang terdapat pada esai yang berjudul “kebebasan wanita” di atas.    
4.4.            Pengembangan Esai dengan Pola Perbandingan
Metode organisasi esai yang juga bias dipakai dan yang bermanfaat sekali dalam karya ilmiah adalah metode pengembangan dengan pola perbandingan. Apapun dapat dibandingkan, dicari persamaan dan perbedaan, misalnya, kurun waktu dalam sejarah, pelaku utama dalam cerita, atau kualifikasi dua pelamar suatu pekerjaaan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jika kita mempersamakan atau membedakan sesuatu, kita harus mencari sesuatu yang sederajad. Umpamanya, kita dapat membandingkan tanaman apel dengan tanaman jeruk karena kedua hal tersebut sejajar, yaitu keduanya adalah merupakan jenis buah. Tetapi akan sangat tidak wajar jika kita membandingkan, misalnya jeruk dengan mesin komputer. Karena keduanya tidak sederajad. Contoh tulisan yang menggunakan pola pengembangan perbandingan dapat dilihat pada contoh berikut.
Bunyi dan cahaya
Tanpa nama
Jika seorang yang tinggal diseberang jalan rumah kita memainkan stereonya cukup keras dalam ruang yang bercahaya, kita mungkin mendengar bunyi stereo itu tetepi kita tidak melihat cahaya; pada saat bersamaan, mungkin orang lain dapat melihat cahaya, bukan mendengar stereonya. Sama halnya seperti lolongan anjing yang tidak dapat dipersepsikan manusia, ada bentuk cahaya yang tidak dapat dipersepsikanmata manusia. Orang yang ditembak dan mati seketika masih sempat melihat rasanya panas peluru, tetepi tidak mendengar ledakan senapannya. Contoh-contoh ini menunjukkan sebagian dari persamaan dan perbedaan yang menarik antara bunyi dan cahaya, dua bentuk getaran yang mempunyaiaspek langsung terhadap indra kita. Yang pertama menyangkut kemampuan bunyi dan cahaya menembus beberapa media; yang kedua hanya hubungan antara frekuensi getaran dalam kaitannya dengan tinggi rendahnya suara; dan yang terakhir mencerminkan perbedaan yang sangat dramatik dalam kecepatan yang ditempuh keduanya.
     Bunyi dan cahaya pada dasarnya merupakan gerak gelombang yang berbeda, dan dengan demikian, masing-masing berjalan melalui berbagai media dengan cara yang berbeda. Gelombang bunyi bergetar menurut arah yang ditempuhnya. Meskipun udara merupakan medium bunyi yang paling sering dilalui, gelombang-gelombang bunyi dapat juga melewati dan benda padat seperti kayu gitar atau biola. tetepi bahan lain _insulasi berglas, misalnya _cenderung menyerap bunyi, sementara yang lain seperti beton dan batu memantulkannya kembali. Di pihak lain, gelombang cahaya , yang merupakan getaran tenaga elektromagnetis, bergetar kesemua arah. Meskipun gelombang cahaya berjalan melalui udara, gelombang itu tidak menyebabkan udara ikut bergetar sebagaimana yang terjadi pada gelombang bunyi. Perjalanan gelombang cahaya yang paling baik justruterjadi pada ruang hampa udara. Media tertentu seperti air jernih dan kaca yang juga memungkinkan cahaya menembusnya, meski sedikit agak lambat. Media lain_seperti segala sesuatu yang kusam_menyerap udaradan mencegahnya tembus; dan media lain seperti lapisan perak pada cermin memantulkannya secara sempurna. Karena bunyi dan udara menempuh perjalanan dengan cara yang berbeda dalam hubungannya dengan media yang dilaluinya, maka jarak tempuh keduanya juga berbeda. Gelombang bunyi secara berangsur-angsur diserap oleh udara yang dilaluinya, dan karenanya gelombang bunyi tidak dapat menempuh jarak lebih dari dua puluh mil; tetapi, gelombang cahaya dapat melampaui jarak yang dibayangkan menembus ruang hampa udara yang terdapat diantara bintang-bintang.
Namun demikian, tak satupun bentuk getaran dari kedua jenis energy yang terdiri dari hanya satu frekuensi atau getaran; keduanya. bunyi dan cahaya, berada dalam satu spectrum atau rentangan, dan bagaimana bunyi dan cahaya itu dapat dipersepsi indra kita sangat bergantung pada Batas jumlah getaran tertentu. Bunyi dengan nada rendah getarannya lambat ; jika frekuensinya kurang dari 27 hertz (getaran) tiap detik,bunyi yang dihasilkan sukar ditangkap oleh telinga manusia. Sebaiknya,meskipun  beberapa intrumen musik,misalkan piano,mempunyai frekuensi lebih dari 4186 hertz per detik dan masih dapat didengar telinga manusia,bunyi yang getarannya lebih besar dari itu akan menghasilkan nada yang sangat tinggi sehingga tidak dapat dihayati telinga manusia.
Dengan cara yang hampir sama tetapi berbeda, spectrum cahaya yang dapat ditangkap mata manusia terdiri dari satu rentangan frekuensi, dengan frekuensi rendah pada warna merah dan frekuensi yang tertingi pada warna violet dan warna-warna lain yang terbentang dalam warna pelangi sesuai dengan frekuensinya diantara warna merah dan violet. Cahaya bergetar pada frekuensi yang jauh lebih cepat daripada bunyi; untuk menampakkan warna merah diperlukan frekuensi 100.000.000.000.000 per detik. Getaran energi yang kurang dari itu tak akan bisa dilihat oleh mata kita,tetapi sinar infra merah yang dapat dirasakan karena panasnya dan sinar itu dapat direkam oleh film fotografi. Pada ujung lain spektrum, pada sinar violet yang frekuensinya kira-kira lima kali lipat sinar merah dan masih ada lagi sinar ultra violet yang dalam jumlah kecil dapat bermanfaat tetapi dalam jumlah besar akan merusak mata,meskipun sebenarnya sinar ini tidak ditangkap mata manusia. Dengan memancarkan sinar melalui prisama kaca,kita dapat memisah-misahkan waran cahaya menjadi rangkaian spektrum warna,tetapi sampai sekarang tak seorang pun yang mampu membuat spectrum warana yang keindahannya menyamai warna pelangi alami.
Karena bunyi dan cahaya dipersepsi indra kita, perbedaan kecepatannya menyebabkan keganjilan-keganjilan yang telah diungkapkan diatas;bunyi seruling kereta api pemukul baseball,senapan yang kita dengar dari kejauh han terdengar oleh perbedaan kecepatan antara bunyi dan cahaya sangat besar. Gelombang bunyi menempuh perjalanan dengan kecepatan rata-rata 750 mil per jam,atas sekitar 350 meter per detik gelombang cahaya yang melalui ruang hampa udara mempunyai kecepatan lebih dari 186.000 mil per detik. Seandainya gelombang cahaya dapat dipantulkan mengelilingi bumi,maka cahaya akan kembali pada titik awal dalam waktu 1/7 per detik saja, sementara untuk menempuh jarak yang sama bunyi memerlukan waktu 36 jam. Ada kalanya kita dapat mendengar gema persis sama dengan bunyi aslinya karena rendahnya kecepatan bunyi itu; satu teriak an mungkin saja mengambil cukup waktu untuk perjalanan balik karena pemantulan dinding atau bukit. Cahaya juga dipantulkan kembali  oleh benda-benda tertentu tetapi kecapatannya tidak begitu tinggi sehingga kita tidak dapat membedakan jarak waktu antara mata melirik ke kaca dengan pantulan yang dikembalikan oleh kaca semacam gema yang simultan. Kecepatan cahaya yang sangat tinggi ini memungkinkan adanya pengukuran jarak yang sangat jauh dijagad raya ini seandainya matahari tiba-tiba berhenti memancarkan cahaya kita masih akan dapat menyaksikan sinar ini selama lebih dari delapan menit karena maahari memerlukan 1000 detik unyuk mencapai bimi. Dipihak lain, jarak diruang angkasa besar sehingga seandainya Bintang utara tiba-tiba meledak, kita tidak dapat melihatnya saat terjadinya; ledakan itu baru dapat terlihat dibumi tahunkemudian. Meskipun cahaya mempunyai kecepatan tinggi, hanya apa yang kita lihat sekarang pada bintang-bintang itu sudah ada saat yang telah lampau. Seandainya seorang pengamat bintang dengan teleskop yang sangat kuat diarahkan ke bumi, ia mungkin masih menyaksikan pendaratan pertama Colombus di benua Amerika. Bilamana terjadi  Guntur, perbedaan kecepatan antara cahaya, walaupun ledakan petir dan guntur alam waktu yang bersamaan, bunyi guntur belum sampai ke telinga kala kita melihat petirnya. Sebenarnya, bunyi Guntur itu tertunda untuk setiap seperlima mil perjalanan. Jadi, jika seorang melihat petir,memperkirakan jara petir itu dari tempatnya berdiri dengan cara ujung selisih waktu, dalam detik,saat ia melihat petir dengan saat ia mendengar bunyi gunturnya.
Kesimpulanya, cahaya dan bumi pada hakekatnya berbeda dalam satu hal. Bahkan derajat kepentingannyapun berbeda bagi manusia. Namun bunyi  telah membantu dunia ini menjadi tempat yang aman, tanpa cahaya di kehidupan di dunia tidak akan ada.

4.5.            Pengembangan Esei dengan Pemecahan Masalah
Metode lain yang dapat digunakan dalam pengembangan esei adalah pola pemecahan masalah . Sesuai dengan namanya , esei yang diorganisasikan dengan metode ini akan memuat suatu masalah berikut pemecahannya . Esei tentang penggalian panama , yaitu masalah politik, geologi, dan kehidupan sosial.
Penggalian Terusan Panama
(Dari Encyclopaedia Britannica )
Gagasan penggalian Terusan Panama sudah ada sejak jaman Columbus . ketika penjelajah bangsa spanyol menyadari bahwa setiap pelayaran menuju kearah barat , ke cina , yang dicari oleh Columbus , terhalang dua benua dan sederet daratan sempit , lahirlah gagasan untuk menggali suatu terusan . Pada tahun 1550 , Antonio Galvao mulai berjuang untuk menggali sebuah terusan menembus Nikaragua , Panama ,  Darien . Ketika Amerika Serikat membuka terusan itu pada tanggal 15 Agustus 1914 , apa yang diimplikasikan selama empat abad itu menjadi kenyataan sehingga masalah yang menggunung selama empat abad itu terpecahkan . Namun demikian , pada akhirnya terusan itu menyebabkan tiga masalah besar .
       Sejak awal , perencanaan penggalian Terusan Panama telah dihadapkan pada tiga masalah besar , yaitu masalah-masalah politik , geologi , dan kehipupan sosial  . Sebuah perusahaan Perancis yang berdiri pada tahun 1880 dan dikontrak untuk menggali terusan itu , berulang-ulang harus memperpanjang perjanjian dengan negara-negara dimana terusan itu digali dengan ganti rugi yang makin meningkat sementara penggalian berjalan terus . Meragukan orang – orang Perancis itu , pemerintah Amerika Serikat mengadakan perjanjian dengan Nikaragua dan Costa Rika untuk menggali daratan sempit yang paling memungkinkan . Ancama politik yang bersamaan dengan kegagalan orang Perancis menyelesaikan pekerjaannya serta revolusi Panama yang ingin melepaskan diri dari pemerintah Kolumbia, pada akhirnya menyebabkan pemerintah Amerika membeli hak perusahaan Perancis itu dengasn mengadakan perjanjian-perjanjian baru, yang sampai sekarang masih terus menimbulkan masalah politik .
       Faktor geologis juga menimbulkan  masalah pada penggalian Terusan Panama itu. bagaimana mengelola sungai yang amat deras dan danau – danau, apakah harus dibangun terusan yang lebih panjang tetapi tahan lebih lama pada permukaan air laut , atau terusan yang lebih pendek, dengan biaya lebih murah, dan aman dengan pintu-pintu. Yang menang akhirnya yang berkaitan dengan ekonomi, tetapi masalah penyakit demam dam malaria yang menghinggapi orang-orang perancis, masih berjangkit. Dengan meneliti dan memberantas nyamuk penyebar demam malaria itu, William Gorgas memecahkan masalah negeri tropis yang sudah berabad-abad itu. Tanpa dia, pemecahan masalah politik dan geologi tidak berarti apa-apa .
        Pada akhirnya, ketiga masalah tadi menjadi wajar dan manusiawi karena Terusan Panama ternyata menjawab impian manusia yang berabad-abad untuk bisa berlayar kearah barat, ke cina. Masalah politik masih belum apa-apa dibandingkan dengan masalah geologi dan perjuangan manusia. Menggali sebuah terusan yang menembus hutan belantara, manusia harus berjuang melawan nyamuk yang mengancam kehidupannya. Kemenangan memotong daratan sempit dan nyamuk tercapai. tetapi perang yang diakibatkan oleh persaingan perdagangan dengan mengarahkan angkatan laut, terlebih sekarang dengan kapal selam yang dipersenjatai nuklir, tetap menyelimuti Panama .     
BAB III
PENUTUP
1.             Kesimpulan
1.             Esai adalah sebuah tulisan yang terdiri dari beberapa paragraf yang membahas satu topik luas yang terbagi menjadi sub-sub topik.
2.             Esai yang baik terdiri dari tiga bagia, yaitu: Paragraf pendahuluan, Paragraf batang tubuh/pengembang dan Paragraf penyimpul
3.             Paragraf pendahuluan terdiri dari dua bagian, yakni: Pernyataan umum tentang masalah yang akan disajikan, dan  Pertanyaan tesis (thesis statement) yang menjelaskan tentang bagian-bagian yang lebih spesifik atau rencana esai yang akan disajikan.
4.             Pola Pengembangan Paragraf Isi (Batang Tubuh), Pengembangan Esai dengan Urutan Kronologis, Pengembangan Esai Berdasarkan Pembagian Yang Logis, pengembangan esai dengan pola sebab-akibat, Pengembangan Esai dengan Pola Perbandingan, Pengembangan Esei dengan Pemecahan Masalah

2.             Saran
Penulisan esai merupakan hal yang mudah, namun jika tidak mengetahui kiat-kiat menulis esai, maka hal ini akan menghasilkan karya yang tidak optimal. Esai yang baik jika dikembangkan sesuai dengan kiat-kiatnya dan terfokus pada masalah masalah yang dikaji. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika menulis esai sepantasnya kita menulis esai yang baik sesuai dengan kiat-kiat penulisannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bram, Leon L., et al (eds) 1979. Funk & wagnals encyclopedia. Vol. 17
Dardjowidjojo, Soenjono. 1989. Analisis Performatif dan Penerapannya untuk Bahasa-Bahasa di Indonesia. Makalah disajikan pada seminar PELLBA III, Universitas Atma Jaya Jakarta.
Inmann, Billie Andrew dan Gardner, Ruth. 1979. Aspects of Composition. New York: Harcourt Brace Yovanovich.
Ladefoged, Peter. 1975. A Course in Phonetics. New York: Harcourt Brace Yovanovich.
Ortny, Andrew. 1982. Metaphor and Thought. Cambridge: Cambridge University Press.
Ross, John Robert. 1979. On Declarative dalam Donna and Emily Norwood Rando (Eds). Syntactic Argumentation. Washington D.C.: Georgetown University Press.
Taft, K.B., et al 1962. The technique of composition. New York: Doh. Rinchail and Winston, Inc.
Wedberg, Anders. 1982. A history of Philoshopy  volumes 1, 2, and 3. Oxford: Clarendon Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar