"Program bantuan ketahanan pangan GP Ansor Sedan untuk warga terdampak penyebaran Virus Corona"
Bergerak itu mudah. Siapa yang tidak bisa. Dari bayi sampai tua, dari rematik sampai strok, mudah. Tapi mental penggerak siapa yang punya. bukan sembarang orang. 
Bung Karno, Wahid Hasyim, Jend. Sudirman, dan masih banyak lagi. Tapi tak lebih banyak dengan pasukan yang digerakkan. Ambyar seantero nusantara. 
Mereka seakan "punjer" sejarah pergerakan. Memang terasa sombong bila kami ingin seperti mereka. Tapi setidaknya kami ingin belajar mencontoh mereka. Bagaimana mereka melangkah. Bagaimana mereka menyikapi. Bagaimana mereka setegar itu. Setitik demi senila saja cukup, agar kami lanjutkan besok dan lusa.
Bersama itu, kami mulai berhidmah secara struktural di organisasi kami. Mengambil khikmah dari pejuang dilingkungan sekitar.
Dari itu, kami belajar agar bisa berguna untuk kemaslahatan umat. Dan itu luar biasa sulit. Butuh ketekunan. Butuh keihlasan. Butuh kesabaran. Butuh pengorbanan. Siap membagi waktu. Siap dicela. Siap dikritisi tanpa partisipasi. 
Taksiran yang kami rencanakan matang matang, sering dipandang sesudut mata. Langkah jauh yang kami tempuh sering di sangka hanya seujung pertigaan. Mindset positif yang kami bangun sedikit demi sedikit sering digunjing. Keseriusan yang kami garap sebagai dasar pemikiran sering dijadikan bahan canda. 
Tapi biarlah. Memang ini belajar. Belajar menjadi penggerak. Butuh rintangan agar kuat bak gunung pegat. Kalau halus mulus, namanya bukan perjuangan tapi iklan mak urut. 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar